Selasa, 21 Agustus 2012

Bahagiamu...

Kadang, kita hanya harus belajar melangkah pergi.

Bukan, bukan berarti bahwa kita harus menyerah dan berhenti.
Pada kenyataannya, kita tidak bisa memiliki semua yang kita inginkan.
Ada bagian yang memang untuk kita dan ada yang bukan. 

Pergi pun bukan berarti kehilangan,
kadang hanya harus berjalan ke arah lain, yang memang untuk kita.
Apa pun sakit yang kamu rasakan sekarang,
selalu sebanding dengan apa pun kebahagiaan yang nanti akan kamu dapatkan.
 
Tapi, tetap tergantung dengan apa kamu bisa bertahan dengan sakit yang sekarang atau tidak.
Tetap tergantung dengan bagaimana kamu memutuskan apa hidupmu berhenti di sakit ini, atau membiarkannya terus berjalan.
 
Tidak ada yang mengatakan ada hidup seseorang yang dari awal sampai mati terus bahagia, bukan?
Pasti ada sakitnya juga.
 
Kalaupun jatuh dan terpuruk,
yang jatuh dan terpuruk adalah peristiwanya,
Bukan pribadi, hati maupun pikiranmu.
Kecuali kamu memang membuat dirimu sendiri jatuh dan terpuruk.
Kamu ingin bahagia dan mengakhiri apa yang seharusnya diakhiri bukan? if you want to find the happiness you need to do the efforts.

Sudah semestinya kamu memberikan lebih, untuk juga mendapatkan lebih. Termasuk dalam hal perhatian dan hati.

Sudah semestinya kamu berhenti menunggu, kalau dia saja tak pernah memikirkanmu.

Sudah semestinya kamu melepaskan, kalau memang dia tidak ingin dipertahankan.

Sudah semestinya kamu terus berjalan, kalau memang sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Sudah semestinya kamu mengasihi hatimu, daripada terus-terusan dikendalikan egomu.


Sudah semestinya kamu berusaha jatuh cinta lagi, kalau cinta yang dulu tidak lagi peduli.
Sudah semestinya kamu berbahagia, karena memang sudah selayaknya kamu berbahagia. Dengan melepaskan apa pun yang tidak ingin dipertahankan, dengan tidak menuruti egomu dan mengasihi hatimu, dengan mensyukuri yang dimiliki dan yang didepanmu, dan dengan berjalan lagi untuk siap mempercayakan hatimu lagi.
Jangan khawatir, ketika sebuah kisah berakhir, karena kisah bahagia sedang menunggu untuk terlahir.
 
Apa pun selalu ada masanya.
Ada masa datangnya pagi, datangnya hujan, datangnya malam, semuanya.
Yang paling penting,
Apa pun keadaan kamu sekarang,
Ada masanya juga untuk kebahagiaan.

Minggu, 19 Agustus 2012

Pemberi Harapan Palsu (PHP)

Awalnya kenal, terus sms-an, ngumbar kata mesra dan… gak ada komitmen. Itulah sedikit skenario yang ada dalam istilah “Pemberi Harapan Palsu(PHP)”.

Simpelnya gini, ada dua orang sebut aja Aldy dan Ara. Aldy terkenal sebagai orang yang supel dan deket dengan beberapa cewek. Awalnya kenal terus mereka rajin banget sms-an. Aldy selalu nanggepin dengan balesan sms yang bernada perhatian banget. Tanpa sadar Ara punya perasaan lebih dari temen ke Aldy. Dengan tanggepan Aldy yang baik banget, Ara ngerasa Aldy punya perasaan yang sama. Karena dari perhatian yang Aldy kasih menunjukkan sinyal-sinyal tersebut. Bahkan Aldy sempat mengatakan “Miss you” dan Ara menganggap itu adalah hal yang luar biasa. Hari berganti hari, hubungan mereka masih sebatas berteman. Akhirnya Ara menyinggung soal komitmen dan Aldy selalu berdalih setiap mereka masuk ke topik itu.

Dalam hal ini, Ara ngerasa di-PHP-in. Sebenernya PHP itu gimana??? PHP (Pemberi Harapan Palsu) adalah kondisi dimana ada orang yang perhatian banget sama lo dan lo nunggu banget momen ditembak/nembak tapi ternyata semua hanya FATAMORGANA dan pada akhirnya doi bilang “Emang aku ngasih harepan yah? Maaf deh”.  Biasanya, kata PHP ini ditujukan kepada para cowok. Bukan berarti cewek gak bisa jadi PHP, tapi kalo cewek lebih sering masuk ke kategori FRIENDZONE.

Apakah di-PHPin itu gak enak? So pasti! Diawal pasti terasa menggebu-gebu dengan perhatian si doi. Kita merasa jadi orang paling beruntung apalagi kalo doi emang banyak yang nyukain. Soalnya, orang yang PHP itu cenderung orang yang punya pesona khusus dan banyak yang naksir. Itu makanya, korban PHP biasanya bangga banget diawal hubungan.

Saking bangganya, biasanya korban PHP juga suka ngebangga-banggain doi di depan temen-temennya. Padahal ditembak aja belum! Bosen juga lama-lama digantungin, akhirnya korban mulai menyinggung status hubungan. Dan saat si PHP bilang “Emang aku ngasi harepan yah? Maaf deh..” disaat itu ibarat langit runtuh, harapan kita runtuh seketika. Efeknya? Galau menahun! Status Galauers bakal kita pegang. Obatnya apa? Move-on! Tapi apa mungkin secepat itu? Karena pasti masih ada trauma yang menghantui.
So, what should I do?
Nah, sebenernya gak semua cowok yang perhatian itu PHP. Oke disini gue menitikkan pada cowok, karena gue ini cewek. Kebanyakan cowok yang nyaman ngobrol sama cewek, belum tentu doi suka sama kita. Bisa jadi karena hobi yang sama, pemikiran yang sejalan, atau emang doi gak pengen ngecewain kita. Kalo ada cewek yang perhatian banget sama cowok, biasanya si cowok cenderung membalas perhatian tersebut. Mungkin karena cewek pada umumnya bekerja dengan perasaan, cewek gampang geer dengan perhatian cowok. Hal ini yang seringkali mengakibatkan cewek merasa si cowok suka sama dia dan ketika kenyataan berbeda, si cewek nganggep cowok itu PHP!

Menurut gue sendiri dan berdasarkan pengalaman pribadi, kita para cewek harus lebih pintar dalam menjalani sebuah hubungan. Bukan berarti tiap ada yang ngeflirt kita, dia suka sama kita. Bukan berarti tiap ada yang perhatian sama kita, dia cinta sama kita. Gak gue pungkiri, cowok bakal deketin cewek yang menarik buat dia. Tapi, gak gue pungkiri juga, Cowok Pasti Nyari Yang Terbaik. Jadi, bisa aja ke-PHP-an itu dilakukan dalam pencarian yang terbaik. Bisa jadi sebenernya diawal hubungan, si cowok ada rasa, tapi ternyata setelah survey, ada beberapa sifat lo yang gak bisa doi terima. Sah-sah aja toh, kan belum ada komitmen.

PHP terjadi pada hubungan yang singkat. Baru kenal terus, langsung sok mesra gitu. Tapi bukan berarti pdkt yang lama gakbakal kejadian yg namanya PHP. Dan gue termasuk orang yang nikmatin proses. Dalam perspektif ini, menurut gue kalo emang lo ngerasa di-PHPin, ya nikmatin aja selama bikin lo seneng. Anggep aja ngisi waktu luang. Jangan terlalu terbawa perasaan dan terlalu agresif. 

Let it flow, kalo emang si PHP suka sama lo, suatu saat mungkin doi bakal nembak lo. But don't hope too much. Karena gak selamanya ekspektasi kita itu sesuai dengan kenyataan. Tapi bisa jadi orang yang tertuduh PHP emang gak niat PHP, who knows. Bisa aja kan emang kita (cewek) kegeeran? Tapi buat kalian yang niat jadi PHP, inget, KARMA SELALU ADA! Kalo gak pengen diselingkuhin, jangan pernah selingkuhin orang. Kalo gak pengen di-PHPin, jangan pernah meng-PHPkan seseorang, karena akan berujung hal yang lebih pahit.
Buat lo yang terjebak kisah PHP, santai aja, gak harus showeran mulu tiap malem.Move On! jangan cuma niat tapi juga usaha. Trust me, lo bakal dapet yang terbaik ketika lo berusaha menjadi lebih baik.

Selasa, 14 Agustus 2012

Move On


Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini adalah melepaskan sesuatu yang bukan untukmu.

Tetapi mungkin juga sebenarnya, kamu hanya harus belajar tersenyum dan tertawa seperti biasa. Hanya saja kali ini tanpanya dan bukan lagi karenanya. Kali ini benar-benar karenamu sendiri dan karena kamu bahagia menjadi apa pun kamu, bersama siapa pun yang memang untukmu nanti. Karena kamu tidak lagi menengok kebelakang.

Karena pada akhirnya, mau tidak mau, kamu hanya harus menyadari bahwa kalau memang bukan untukmu, mau diusahakan seberat apa pun juga, jika ia bukan jodohmu tetap tidak akan menjadi milikmu. Tapi mungkin kamu baru bisa melepaskan dia setelah menyadari itu.

Dan pada akhirnya juga, pelan-pelan, kamu akan melupakan. Pelan-pelan, ingatanmu tentang dia akan memudar.

“Pelan-pelan nya bagaimana? Move on itu susah, gimana caranya?” kebanyakan orang akan bertanya seperti itu.

Jadi mulailah dengan tidak mengingat sama sekali tentangnya dan berhenti juga mencari tahu tentangnya. Tetap, pelan-pelan.

Jangan sering menengok ke belakang. Terus saja berjalan. Pada akhirnya nanti, akan sampai pada satu titik yang membuat kamu nyaman. Titik dimana ketika kamu menengok lagi ke belakang, semuanya sudah tidak sama lagi. Kamu mungkin rindu momen-momen itu, tapi tidak ingin kembali lagi ke momen itu. Hanya rindu, hanya kenangan. Bukan untuk dilupakan atau dihilangkan, hanya untuk sesekali menengok ke belakang, tapi bukan untuk menetap di sana. Just keep moving.

Karena bagaimanapun juga, hatimu yang harus dijaga, bukan lukanya. Bahagiamu yang harus dijaga, bukan keterpurukannya. Jadi, terus saja berjalan. Kalau tidak, kamu akan ketinggalan.

Karena bahagia selalu menemukan jalan untuk tetap sampai ke tempatnya. Dari arah mana saja, ke arah mana saja.

Angkat lagi kepalamu, bangun lagi bahagiamu, lepaskan 'reruntuhan' apa pun itu. Kau punya hati bukan untuk disakiti.
Kita masih punya waktu. 
Kita selalu punya waktu. 

Maybe there's nothing wrong, maybe you just have to move on. Because life goes on :)


Jumat, 10 Agustus 2012

Kebodohanmu.

Kebodohanmu adalah kamu masih saja bersamanya ketika dia sudah berulang kali melukaimu. Kamu membodohi dirimu sendiri dengan mengatasnamakan cinta. Apa kamu yakin itu cinta? Tapi bagiku itu adalah kebodohanmu. Karena kalau kamu berjuang sendirian itu bukan jatuh cinta. Yang satu bertindak bodoh , yang satu memanfaatkan kebodohanmu yang terus bisa memaafkan dia. Yang dia cintai bukan kamu, tapi kebodohanmu yang terus bisa memaafkan kesalahannya yang sama.

Kebodohanmu adalah lebih memilih bertahan daripada melepaskan. Kamu menginginkan bahagia tapi tidak juga mau melepaskan dia yang terus memberi luka. Kamu mengeluh, tapi tidak mau melakukan apa-apa. Berharap bahagia, tapi berharap pada orang yang selalu memberimu luka. Apa itu yg kamu sebut cinta?

Kebodohanmu adalah meratapi masa lalumu seolah-olah kebahagiaanmu hanya akan ada di masa lalu, tidak ada di masa sekarang, atau masa depan. Padahal tempat terjauh yang tidak akan bisa kita datangi adalah masa lalu. Sementara kamu terus hidup di masa lalu, mengenangnya. Kalau kamu tidak juga segera berjalan dan hanya stuck disitu saja, kamu sama saja menyia-nyiakan waktumu dan tidak akan mendapat apa-apa. Dan pada saat kamu menyadarinya, kamu baru menyesalinya. Terlambat.

Kebodohanmu adalah ketika kamu mengabaikan orang yang menyayangimu tepat di hadapanmu. Kamu terlalu gengsi  untuk membuka hatimu pada orang lain, karena kamu hanya melihat kebahagiaan didalam seseorang yg kau sebut 'dia' tanpa tahu ada kebahagiaan yang lebih besar menantimu. Buat apa mengejar orang yang jelas-jelas tak menginginkanmu? Padahal ada seseorang yang rela kau abaikan, berkorban untukmu.  

Kebodohanmu adalah berusaha menjadi orang lain. Kamu seolah-olah merasa bahagia meski hati kecilmu mengatakan kebahagiaanmu adalah semu. Semua hanya untuk menutupi luka hatimu. Padahal kamu bisa saja tetap menjadi diri sendiri yang berbahagia. You are perfect in your own way. Jadi buat apa berpura-pura?


Berubahlah. Jangan menjadi orang bebal yang dibodohi oleh kebodohanmu sendiri . be better than you used to be.

Kamis, 09 Agustus 2012

Aku dan Dia


Aku ingat saat itu... Senyumnya, tawa lepasnya, kerutan dahinya, semua tentangnya. Aku ingat dia, seperti tiap moment dengan dia membekas dalam otak dan hatiku. Setiap detik dan hal yang dihabiskan dengan dia terasa berarti.


Bukan, dia bukan pacarku. Dia berarti bagiku namun takdir belum membiarkan kita bersatu. Aneh memang ketika engkau tahu semua tentang dia namun kalian tidak bisa bersama. Terkadang aku berfikir untuk apa dua orang saling bertemu namun pada akhirnya mereka tidak bisa bersama?


Bahagia, sakit hati. Tawa dan tangisan semuanya sudah ku rasakan. Dia pergi lalu datang kembali. Dia menyakiti lalu memperbaiki. Tapi aku tak perduli yang aku tahu ‘Aku Sayang Dia’.


Aku ingat saat pertama kami bertemu, suatu kebetulan yang tak pernah ku ketahui akan begitu membekas dan berarti. Dia berkulit putih dan tinggi. Awalnya hanya sebuah perkenalan singkat, lalu kami berkirim pesan dan kami menjadi cukup ‘dekat’. 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan berlalu tiba-tiba perasaan itu muncul. Perasaan yang tak pernah ku harapkan tapi ketika perasaan itu datang aku tak bisa menghindari.


Lucu ketika mengingat semuanya terjadi secara tidak sengaja. Sesuatu yang awalnya biasa menjadi begitu berarti. Seketika aku menyadari bahwa ‘Aku Jatuh Cinta’.

Dia baik, dia care dan dia mengerti. 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan aku menyadari bahwa aku benar-benar menyayanginya. Namun segala sesuatu tentu berubah bukan? ‘People change, feelings change. Somtimes when people grow, they grow apart’


He turns my world upside down.


Kamu tahu rasanya ketika seseorang yang sangat berarti tiba-tiba pergi dari hidupmu? Iya, kecewa, sedih.


Kamu tahu ketika orang itu pergi dan kita berusaha melupakannya namun seketika dia hadir lagi? Iya, sulit.


Dia selalu begitu, detik ini dia datang, detik berikutnya ia pergi. Tapi aku tidak perduli. aku masih disini, menunggunya. Terkadang ada kata lelah yang terlintas dalam pikiranku namun rasa sayang dalam hatiku jauh lebih besar untuknya.


7 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 10 bulan. Dia benar-benar pergi. Dia mendapatkan seseorang, namun orang itu bukanlah aku. Sedih? Sudah pasti. Namun rasa sayangku masih lebih kuat untuknya, terlalu naif memang. Tapi aku merasa dia yang terbaik untukku, dia akan kembali padaku, mungkin tidak saat ini tapi dia pasti kembali padaku.


Suggesti-suggesti seperti itu yg selalu aku terapkan, namun kenyataan seperti memusuhiku. Memang benar terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan.


11 bulan, 12 bulan. Aku sampai pada titik lelah. Mengetahui kenyataan bahwa ia takkan kembali. Aku terlalu bodoh karena tidak bisa melihat kebahagiaan dalam sisi yang lain. Karena selama ini yang aku tahu, kebahagiaan itu adalah dia.


Kamu tahu menunggu itu melelahkan. Dan aku sadar sudah saatnya melepaskan. Terkadang Tuhan membanting kita jauh untuk menyadarkan kita bahwa apa yang kita pertahankan selama ini salah. Dan aku tau menunggunya selama ini salah. Aku sayang dia, tapi bagaimana dengannya? Apa dia rasakan hal yang sama? Seketika aku sadar bahwa titik puncak tertinggi cinta itu ketika merelakan kepergiannya.


Dia mungkin yang terbaik bagiku, tapi mungkin aku bukan yg terbaik baginya. Sehingga takdir tidak membiarkan kita bersatu. Aku tidak menyesali semua penantianku untuknya, He was the best thing that never happened on me. Jadi terkadang bukan orang yg kita sebut ‘dia’ yang sering kali menyakiti tetapi justru perasaan kita dan diri kita sendiri yang menyakiti.

                                                                                                                                                                     

Selasa, 07 Agustus 2012

The Rain.


Awalnya, ku kira dia layaknya hujan rintik di siang hari, yang datang tiba-tiba  dan pergi secara tiba-tiba juga. Tapi aku salah, dia berbeda.
                 
Aku mendesah untuk beberapa kali, gusar sambil menatap langit yang sedari tadi menangis. Aku melirik jam tanganku, sudah berjam-jam aku menunggu di cafe ini namun hujan tak juga reda. Sampai kapan aku harus menunggu disini? Gerutuku dalam hati. Padahal siang itu aku ada janji penting dengan temanku dan hujan seperti tidak perduli akan itu.
Aku tidak mengerti perasaanku akan hujan. Jika ditanya apakah aku suka hujan? Tidak juga. Apakah aku benci hujan? Tidak juga. Selagi sibuk menggerutu akan hujan, mataku berhenti menatap sosok itu, menatap dia.
Gadis manis dengan sweater coklat oversize berdiri di halte bus depan cafe tempatku berada. Matanya coklat bulat, rambutnya ikal, hitam panjang sebahu dibiarkan terurai. Aku memperhatikannya lekat-lekat seakan ingin mengingat terus penampilannya. Rambutnya tertiup angin. Tidak, ia tidak membawa payung. Mungkin itu yang membuatnya berteduh, pikirku. Apa yang ia tunggu disana? Apa iya juga gusar karena hujan? Sama seperti aku? Pertanyaan itu seakan terhapuskan saat aku sadar gadis itu melangkah maju. Membuat hujan membasahi rambutnya dan tubuhnya, aku menatapnya heran. Ia tidak berpindah, ia hanya berdiri disana dan detik berikutnya ia mnutup mata sembari mendongakkan kepalanya. Tetes-tetes hujan semakin membasahi wajahnya. Apa yang ia lakukan? Astaga.
Beberapa menit kemudian aku beranjak dari tempatku dan melangkah keluar menuju gadis itu, menorobos hujan. Langkahku terhenti dihadapan gadis itu, sesaat ia membuka mata dan terkejut menatapku.
“Hey, apa yang kau lakukan? Kau justru kehujanan?!” tanyaku. Gadis itu tidak memberi jawaban, ia justru beralih pergi dariku dengan langkah besar. Detik itu aku menganggapnya aneh.                                                                  
***
“Iya aku janji tidak akan telat. Hey aku kan sudah minta maaf, kemarin hujan deras dan kau tau itu. Lagipula aku kan tidak bisa menghentikan hujan. Iya, baiklah, bye.” Dan pembicaraanku dengan temankupun berakhir. Ya kami sedang buka bisnis kecil-kecilan jadi kejadian kemarin cukup membuang waktu kami.
Rasa penasaran menarikku seketika untuk kembali ke cafe yang kemarin. Aku tak tahu mengapa tapi ada rasa yakin bahwa hari ini akan turun hujan dan aku yakin sosok gadis yang kemarin itu akan muncul kembali. Ya ini sedikit gila, tapi hey apasalahnya? Aku hanya penasaran.
Setelah satu jam, hujanpun turun. Kali ini jauh lebih deras dari kemarin, setengah jam berlalu namun gadis itu tak urung muncul. Aku menatap keluar jendela sembari mencecepi kopi ku sesekali. Masih mengharapkan sosok itu datang, lagi. Namun tidak ada tanda-tanda dia akan datang, dan aku merasa bodoh sekarang. Iya memang tidak mungkin ada orang yg datang secara rutin hanya untuk hujan-hujanan, haha lucu. Aku segera beranjak keluar, dan tiba-tiba ia muncul.
Ia muncul, kali ini dalam balutan mantel hitam dan masih tanpa payung. Akupun menghampirinya sesaat menghentikan langkahku. Dan ia berbalik, menatapku. Aku melambai dan berkata “hai” pelan, nyaris tak terdengar. Ia diam tak ada jawaban, aku kembali berkata “disini hujan, bukankah baiknya kau meneduh?” ia menatapku dan menggeleng, kemudian pergi melangkah meninggalkanku, lagi. Hari itu aku menganggapnya unik.

***
Hari berikutnya aku bercerita kepada temanku soal kejadian yang kualami selama dua hari kemarin. “iya ini aneh aku tidak pernah merasa penasaran seperti ini.” Ucapku. “haha yang benar saja, mungkin dia tidak tertarik padamu teman.” Ucapnya tertawa. Aku hanya mendengus dan beranjak pergi. Ya, aku memutuskan untuk kembali ke cafe itu.
Ini ketiga kalinya aku kemari, pelayan seperti hafal pesananku karena aku tiga kali berturut-turut kemari. Padahal alasanku kesini juga karena hal tertentu, hahaha. Tawaku dalam hati.
Selang beberapa menit hujan turun. Ini hujan paling deras dari dua hari sebelumnya, disertai angin kencang dan halilintar. Aku khawatir sosok itu tak akan datang karena cuaca yang tak mendukung. Namun aku salah, dia datang. Tanpa menyia-nyiakan waktu aku menghampirinya. Masih sama, ia menatapku dengan mata bulatnya sambil terkejut dan aku membalasnya dengan senyum. Sedetik kemudian ia balas tersenyum. Aneh, pikirku.
“Kau tidak sedang membuntutiku kan?” ujarnya. Aku terkejut, dia bicara padaku? Benarkah? Aku mencoba tenang dan menjawab “hah? Tenang aku orang baik, aku Davi.” Ku ulurkan tanganku menunggu jawabannya, dan ia mengulurkan tangannya juga sambil mengangguk pelan. “Aku suka hujan, sangat suka” katanya. Aku mengangguk mengerti, “mengapa kau suka hujan?” tanyaku. Dia tersenyum tanpa jawaban, satu jam bertikutnya kuhabiskan untuk menatap hujan dengannya. Nyaman. Iya itu yg kurasa. Sesaat aku bertanya “kau akan datang lagi besok?” “mungkin” jawabnya. Kali itu aku menganggapnya menarik.

***
“Oh ayolah itu tidak bodoh” ujarku. Temanku yang datang kerumahku mentapku dengan gelak tawanya. “apanya yg romantis? Memperhatikan hujan dengan seorang gadis aneh?” jawabnya. “ah kau memang tidak punya sisi romantis, baiknya aku bercerita kepada orang lain” aku mendengus kesal sembari keluar meninggalkan temanku sendiri dalam rumah.
Diluar dugaanku, hujan datang. Ku kira hujan takkan datang karena cuaca yg cukup cerah. Hanya hujan ringan, tidak ada angin ataupun petir. Aku mulai mencarinya, kutengok kiri, kanan tapi nihil. Hujan reda dan ia tak kunjung datang, aku memutar bola mataku. Saat itu aku menganggapnya menyebalkan.

 “Mungkin ia sakit” itu kata temanku saat aku kembali. Hari itu aku cukup kesal. Aku tahu ini aneh, apa yang aku harapkan? Menemui sosok itu tiap hari? Aneh bukan? Bahkan aku tidak tahu namanya. Iya! Benar aku bahkan tak tahu namanya, sungguh bodoh.

***
Hari ini hujan tidak turun. Langit terlihat sangat cerah, namun aku tetap datang ke cafe itu. Aku masih cemas, bagaimana kalau ia tidak datang? Hari ini hujan benar-benar tidak turun, aku mulai merasa benar-benar bodoh, sungguh. Menghabiskan waktu. Aku beranjak dari tempatku dan secara tiba-tiba gadis itu muncul, tepat dihadapanku. Dengan sweater abu-abu. Ia duduk dihadapanku dan aku segera kembali duduk.
“Aku benci hujan. Aku tidak suka hujan sama sekali” ujarnya sembari mengerutkan kening. Aku terdiam, aneh. Sunggu aku tak mengerti. Tiba-tiba suara berat berteriak “Raina” ucap pria paruh baya itu. Sedetik kemudian gadis itu pergi dari hadapanku. “maaf jika sikapnya menjengkelkan, raina anak tunggal dia tidak terbiasa sendiri, dan sepeninggal mamanya kemarin ia terlihat murung” ucap lelaki yang berteriak tadi.
Jadi namanya Raina, dan mamanya meninggal, kemarin. Aku sungguh tak tahu itu. Aku bersimpati melihatnya, ku tepuk pelan bahu pria itu. Hingga kemudian ia pamit, meninggalkanku dengan berbagai pertanyaan.

***
          Aku tersentak saat mendapati gadis itu berdiri disamping mobilku, maksudku Raina. “Ra...raina?” tiba-tiba omgonganku terpotong olehnya “jangan bertanya, bawalah aku dan aku akan bercerita padamu” katanya.
          Aku terus berkeliling kota tanpa tujuan, tak ada pembicaraan selama perjalan itu hinggak akhirnya ia bicara. “Namaku Raina. Beberapa orang memanggilku hujan. Mama bilang aku lahir saat hujan sehingga mama menamaiku Raina. Pernah aku bertanya apakah hujan itu baik? Dan ia selalu menjawab bahwa hujan itu anugrah dan berkah dari Tuhan. Saat mendengar penjelasannya aku tersenyum, darisana aku manrik kesimpulan bahwa hujan itu pembawa kebahagiaan, tapi itu semua sebelum aku mengerti maksud yg sebenarnya, Davi” ia berhenti. Aku memperlambat laju mobilku dan menepi.
          “Kemarin Mama pergi. Pergi untuk selamanya” ucapnya melanjutkan, suarang terdengar sedih dan matanya sendu. “mungkin papa telah menceritakannya padamu, dan kau tahu saat Mama pergi, hujan justru mengiringi kepergian Mama. Mama pergi karena hujan, aku yakin kalai aku tidak ada Mama tak akan pergi. Kalau tidak ada hujan, Mama pasti masih disini.” Ceritanya, terisak.
          “Hey, kau tidak boleh begitu, itu semua takdir Raina. Mamamu pergi karena memang sudah saatnya, tidak ada yg salah denganmu atau hujan. Hujan yg mengiringi kepergian Mamamu bukan hal buruk, tetapi itu bentuk tarian perpisahan dari langit. Aku yakin ibumu tersenyum jauh diatas sana” ucapku panjang lebar. Tangisnya sesaat mereda. “Raina, jangan pernah salahkan dirimu sendiri.” Lanjutku.
“Aku pergi, Davi. Aku tak mau orang disampingku kena sial karena aku.” Ujarnya sambil beranjak. “terserah apa yang kau pikirkan yang jelas kau harus melihat hal positif dalam setiap masalah” teriakku padanya. Sebelum ia pergi menjauh aku sempat berkata “Kau tahu taman kota bukan? Temui aku disana besok jika kau setuju dengan perkataanku.” Hari itu aku menganggapnya manis.

***
Aku menyerah, hampir menjelang malam gadis hujan itu tak kunjung datang. Terbesit sedikit kekecewaan disana. Aku duduk dibangku tangan dengan gitar dipangkuanku sambil melantunkan bait lagu.
“When the rain comes, she comes. No its not coincidence, its just her that is the rain, yes her name is Rain.......” nyanyianku terpotong saat melihat sosok gadis cantik berdiri dihadapanku sambil bertepuk tangan dan tersenyum “terima kasih, aku suka lagunya” ucapnya. “mengapa kau muncul tiba-tiba?” kataku. “hey kau yg memintaku datang, sekali lagi terima kasih lagunya. Dan sekarang aku mengerti” “mengerti apa?” jawabku bingung. “iya, aku mengerti aku tidak seharusnya menganggap kepergia Mama sebuah kesalahan, karena itu semua adalah takdir Tuhan yg telah ditetapkan.” Katanya.
          Aku tersenyum, cukup lebar. Seketika ia melanjutkan perkataannya “kau tahu aku jadi lebih suka hujan dari sebelumnya.” Aku mengerutkan kening . seakan membaca kebingunganku ia menjawab “karena kau, kau membuatku bersinar. Bukan hanya saat hujan bahkan setelahnya, disaat pelangi muncul.” Malam itu aku jatuh cinta.
         
***
          Beberapa hari kemudian, aku tidak pernah bertemu Raina. Aku merasa bodoh, waktu itu aku lupa bertanya namanya dan sekarang nomer handphonenya.
          Esoknya aku mampir ke cafe dimana aku bertemu Raina, aku termenung sampai seketika seseorang mengagetkanku. Raina, iya dia berdiri diluar cafe tepat depan jendela tempatku berada. Ia mengetuk jendela memberiku isyarat dan detik berikutnya ia menggerakkan jari telunjuknya di kaca dan membentuk gambar hati. Aku tersenyum melihatnya. Lalu kutuliskan sesuatu dikertas “boleh aku memanggilmu hujan?” tulisku. Ia hanya mengangguk.
          Senyumku kian lebar saat aku kembali menuliskan sesuatu padanya. Kau tahu apa isinya?
“Aku cinta Hujan.”                     
Begitu. Lalu Hujan tersenyum.

THE END.




I don’t know if this make sense, but yeah however i don’t know where the idea comes. Jadi ini cerpen pertama gue, buat iseng-iseng aja. Hehe. Comments? I’d really appreciate that :D                                                                                                                                                    


Kenangan Masa Lalu


Dalam sepi aku merindu...
Dalam tangis aku menunggu...
Dalam pilu aku terpaku...
Dalam hati terbesit tanya, 
Untuk apa aku menunggu?
Pada siapa aku merindu?

Hatiku terasa kelu...
Kala mengingat kenangan masa lalu
Kala mengingat hal yg telah berlalu
Kala mengingat 'dia' yang pergi
Meninggalkanku, dalam rindu...

Kini, aku sadar...
Sudah waktunya aku melupakan 'dia'
Pergi jauh melangkah,
meninggalkan segala kenangan masa lalu.
Melupakan 'dia', menguburnya dalam.
Karena, kenangan aku dan 'dia',
Hanya kenangan masa lalu..........