Minggu, 29 September 2013

The Best Thing That We Have

Call me a fanatic, but i’m crazy about my parents.


Bila ada dua orang yang paling sering membuat kita jengkel karena sering melarang dan ngomel-ngomel, pasti mereka adalah; ayah kita dan mantan pacarnya aka ibu kita.
Terutama dalam masa rebellious kayak kita ini. Yang terlintas dipikiran pasti “nyokap sama bokap tuh sok tahu banget, udah kayak yang paling bener aja.” Well, at least hal itu setidaknya pernah terlintas dipikiran kita. Tapi menurut saya; parents aren’t always right, but when they’re not...at least they know how to get away with it.

Apa yang membedakan kita dengan orang tua kita? Jawabannya; Pengalaman. Kadang kita suka gak sadar bahwa mereka juga pernah muda. Mereka juga suka bohong pada ayahnya kalau mau pergi sama teman-teman. Mereka juga pernah pacaran backstreet karena belum boleh pacaran sama ibunya. Dalam beberapa hal mereka pernah mengalami apa yang kita alami dan memiliki apa yang kita miliki.

Tahu gak sih bahwa waktu kita lahir mereka bukan cuma bahagia, tapi juga kebingungan. Seumur hidupnya mereka sudah melakukan semua, tapi selama itu pula mereka tidak pernah menjadi orangtua. Mereka hanya berpikir “what is this thing? And how do i keep it alive?”. Kemampuan mereka untuk menjadi orangtua yang baik, hanya sebesar kemampuan kita menjadi anak yang baik. Mendekati nihil.

Orangtua saya tidak melalui hidup yang mudah, saya tahu itu. We’re ok now, but we weren’t always ok. Terkadang saya sendiri lupa bahwa hidup butuh perjuangan. Terkadang saya juga lupa kalau hidup saya selama ini diperjuangkan oleh orangtua saya. Mereka menyediakan, mereka melindungi, mereka mendoakan, dan terkadang mereka menertawakan keluguan kita. Tapi saya tahu betul they’re there for us.

Kadang, di tengah kesibukan kita dengan sekolah, hobi, kita suka lupa sama apa yang kita punya dirumah, kita terlalu fokus terhadap masalah kita sendiri. Dont get me wrong, i’m as guilty as you are. Tapi perasaan itu yang membuat saya sadar, bahwa penjahat yang paling keji pun di titik rendahnya akan teringat oleh ibunya. Setiap memikirkan itu saya pun teringat betapa beruntungnya saya hari ini, karena saya masih memiliki mereka yang mau menopang saya.


Untuk anda yang masih memiliki orangtua, baik keduanya atau hanya salah seorang, bersyukurlah karena kita masih memiliki keluarga. Betapa beruntungnya kita untuk sekedar mengetahui bahwa ada yang peduli kepada kita, bagaimanapun keadaan kita.  


A daughter of amazing parents,

Clara.